BARIS BERBARIS DALAM GERAKAN PRAMUKA

Gambar. Peringatan Hari Pramuka ke 58 Kwarcab Lumajang (Sumber : Humas Kwarcab)

 

Baris – berbaris dalam gerakan pramuka merupakan suatu latihan fisik yang digunakan untuk menanamkan rasa disiplin. Kekompakkan gerakan suatu regu atau kelompok berbaris sangat ditentukan oleh kedisiplinan dari masing – masing anggotanya. Dalam mempelajari gerakan baris – berbaris, kita akan mengenal aba – aba, gerakan perorang, gerakan dasar dan gerakan pasukan. Baris – berbaris adalah elemen dasar untuk menilai suatu kelompok. Sebab, baris – berbaris mengajarkan kekompakkan, kerapian, dan kebersamaan sebuah kelompok.

Peraturan pada baris – berbaris yang digunakan setiap kegiatan pramuka umumnya dilaksanakan menggunakan 2 macam cara, yakni baris – berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat.

Baris – berbaris menggunakan tongkat mempunyai tata cara tersendiri di lingkungan pramuka, sementara baris – berbaris tanpa tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam peraturan baris – berbaris yang digunakan TNI/POLRI.

Landasan hukum baris – berbaris:

1. Undang – undang dasar 1945 pasal 30

2. UU No.20 tahun 1982

3. Keputusan Menteri P dan K No.0461/U/1984

A. Maksud

Maksud kegiatan baris – berbaris secara umum adalah suatu latihan awal bela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban. Sikap bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan secara khusus, kegiatan baris – berbaris adalah kegiatan yang dapat menanamkan disiplin, mempertebal rasa semangat kebangsaan, patriotisme, dan kebersamaan sehingga tercipta tanggung jawab yang tinggi.

B. Tujuan

Tujuan baris – berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegas dan tangkas, rasa persatuan serta disiplin, sehingga dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan individu dari secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.

C. Manfaat

Latihan baris – berbaris bisa memberi berbagai manfaat bagi para anggota pramuka, yaitu:

1) Untuk melatih daya konsentrasi

2) Sebagai media belajar tentang solidaritas tim

3) Untuk belajar mendengar dan bersikap patuh

4) Untuk belajar diam dan mengatur emosi

D. Fungsi

Kegiatan baris – berbaris memiliki berbagai fungsi, yaitu:

1) Untuk memudahkan pengawasan dan penertiban para anggota pramuka

2) Untuk memudahkan pembagian jatah, sehingga bisa terbagi secara merata

3) Memudahkan penghitungan jumlah anggota

E. Aba – Aba

Aba – aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut – turut. Ada 3 macam aba – aba, yaitu:

1) Aba – aba petunjuk

Dipergunakan untuk menegaskan maksud dari aba – aba peringatan/pelaksanaan.

Misalnya:

1. Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK

2. Untuk istirahat – bubar = JALAN

3. Kecuali didalam upacara, aba – aba petunjuk pada penyampaian penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi. Misalnya: Kepada kepala kantor wilayah – Hormat = GERAK

2) Aba – aba peringatan

Ialah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu – ragu.

Misalnya:

1. Lencang Kanan = GERAK dan bukan lencang = Kanan

2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = Istirahat

3) Aba – aba pelaksanaan

 

Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba – aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut – turut. Aba – aba pelaksanaan yang dipakai adalah:

a. Gerak

Digunakan untuk gerakan – gerakan  tanpa meninggalkan  tempat yang menggunakan kaki dan gerakan – gerakan yang memakai anggota tubuh lain, baik dalam keadaan berjalan maupun berhenti. Misalnya:

- Jalan di Tempat = GERAK

- Siap = GERAK

- Hormat kanan = GERAK

- Hormat = GERAK

b. Jalan

Digunakan untuk gerakan – gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Misalnya:

- Haluan kanan/kiri = JALAN

- Dua langkah ke depan = JALAN

- Tiga langkah ke kiri = JALAN

- Satu langkah ke belakang = JALAN

* Catatan:

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba – aba pelaksanaan harus didahului dengan aba – aba peringatan MAJU

Contoh:

- Maju – JALAN

- Haluan kanan/kiri – JALAN

- Hadap kanan/kiri – JALAN

- Melintang kanan/kiri – JALAN

Istilah “Maju”

Digunakan sebagai aba – aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba – aba HENTI. Misalnya:

- Ada aba – aba hadap kanan/kiri maju – JALAN, karena dapat pula diberi aba – aba hadap kanan/kiri henti GERAK

- Balik kanan maju – JALAN, karena dapat pula diberikan aba – aba balik kanan henti – GERAK

Aba – aba langkah tegap maju JALAN, aba – aba belok kanan/kiri maju – JALAN tidak bisa diberikan kepada pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa.

Aba – aba “henti”

Digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak. Walau begitu, tidak selamanya aba – aba peringatan henti ini harus diucapkan. Misalnya: “Empat langkah ke depan – JALAN” bukan “barisan – JALAN”. Setelah selesai pelaksanaan aba – aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba – aba berhenti.

c. Mulai

Aba – aba “Mulai” dipergunakan untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut – turut. Misalnya:

1. Hitung = MULAI

2. Berbanjar/bersaf/kumpul = MULAI

Cara Menulis Aba – aba

- Aba – aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil, atau semuanya huruf besar.

- Aba – aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan yang lainnya agak jarang atay semuanya huruf besar.

- Aba – aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf besar.

- Semua aba – aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.

- Diantara aba – aba petunjuk dan aba – aba peringatan terdapa garis penyambung/koma, antara aba – aba peringatan dan aba – aba pelaksanaan terdapat dua garis bersusun/koma.

Cara Memberi Aba – aba

- Pada saat memberi aba – aba, pemberi aba – aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan harus menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.

- Jika aba – aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba – aba, maka pemberi aba – aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan. Contoh Kepada pembina upacara – hormat = GERAK

 Pelaksanaannya:

- Pada saat memberikan aba – aba menghadap ke arah pihak yang diberi hormat, sambil melakukan gerakan penghormatan bersama – sama dengan pasukan.

- Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas, maka dalam keadaan sikap sedang memberi hormat, si pemberi aba – aba memberikan aba – aba tegak = GERAK, dan kembali ke sikap sempurna.

- Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat pembina upacara memasuki lapangan upacara dan setelah amanat pembina upacara selesai, pemberi aba – aba tidak menghadap pasukan.

- Pada taraf permulaan latihan, untuk aba – aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, maka aba – aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu, sementara pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.

- Sementara pada taraf lanjutan, aba – aba pelaksanan bisa diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan, dengan pelaksanaan gerakan dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada waktu berjalan, dan 4 langkah pada waktu berlari. Kemudian berhenti atau maju, dengan merubah bentuk dan arah pada pasukan.

- Aba – aba hendaknya diucapkan secara lantang, tegas, dan bersemangat .

- Pemberian aba – aba petunjuk yang disambung dengan aba – aba peringatan dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.

- Aba – aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan, hendaknya diberi jeda atau antara.

- Pemberian aba – aba peringatan harus memiliki tekanan nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada ssuku kata terakhir harus diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan. Pada saat mengucapkan aba – aba pelaksanaan, hendaknya dengan suara yang menghentak.

- Waktu pemberian aba – aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang sesuai besar kecilnya pasukan atau sesuai dengan tingkatan perhatian pasukan. Di antara aba – aba pelaksanaan tidak boleh ada tindakan pemberian keterangan – keterangan.

- Bila pada suatu bagian aba – aba diperlukan pembetulan, maka dilakukan perintah ULANGI

Contoh:

Kepada pemimpin upacara = ULANGI Kepada pembina upacara – Hormat = GERAK

Gerakan Perorangan, Gerakan Pasukan, dan Gerakan Dasar

1. Gerakan Perorangan / Gerakan Dasar

Gerakan – gerakan yang wajib dikuasai seorang pramuka dalam kegiatan baris – berbaris. Misalnya:

1) Sikap sempurna

2) Sikap istirahat

3) Periksa kerapian

4) Berhitung

5) Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bershaf)

6) Setengah lencang kanan/kiri

7) Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)

8) Hadap kanan/kiri

9) Hadap serong kanan/kiri

10) Balik kanan

11) Cara berkumpul

12) Berkumpul banjar

13) Hormat kanan/kiri

14) Bubar

2. Gerakan Pasukan

1) Jalan di tempat

2) Membuka atau menutup barisan

3) Maju – JALAN. Dari sikap sempurna

4) Langkah biasa

5) Langkah tegap. Dari sikap sempurna

6) Langkah perlahan

7) Langkah ke samping

8) Langkah ke belakang

9) Langkah ke depan

10) Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna

11) Langkah merdeka

12) Ganti langkah

13) Berhenti

14) Gerakan hormat kanan/kiri

15) Gerakan selesai menghormat

16) Perubahan arah dari berhenti ke berjalan

17) Bubar

 

Penulis : Humas/Anzila

 

Daftar Pustaka:

Mulyatno, A.K. (2014). ENSIKLOPEDIA PRAJA MUDA KARANA (Jilid. 2). Surakarta: PT. Borobudur Inspira Nusantara.